Nama : Muh. Faisal Syamsul
Kelas
: X.9
Nis : 123301
Asal Usul dan persebaran Nenek moyang bangsa Indonesia
Untuk mengetahui asal nenek
moyang bangsa Indonesia, kita bisa melalui 2 cara, yaitu melalui persebaran
rumpun bahasa dan persebaran kebudayaan bercocok tanam. Merujuk pada bidang
linguistik, bahasa yang tersebar di Indonesia termasuk rumpun bahasa Melayu
Austronesia.
Menurut para ahli, nenek
moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, kesimpulan ini diambil berdasarkan
bukti kesamaan artefak prasejarah yang ditemukan diwilayah itu dengan artefak
prasejarah di Indonesia. Dari artefak yang ditemukan di Yunan, tampak bahwa
sekitar 3000 SM masyarakat di wilayah itu, telah mengenal bercocok tanam.
Daerah Yunan terletak di
daratan Asia Tenggara. Tepatnya, di wilayah Myanmar sekarang. Seorang ahli
sejarah yang mengemukakan pendapat ini adalah Moh. Ali. Pendapat Moh. Ali ini
didasarkan pada argumen bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari
hulu-hulu sungai besar di Asia dan kedatangannya ke Indonesia dilakukan secara
bergelombang. Gelombang pertama berlangsung dari tahun 3000 SM – 1500 SM dengan
menggunakan perahu bercadik satu. Sedangkan gelombang kedua berlangsung antara
tahun 1500 SM – 500 SM dengan menggunakan perahu bercadik dua. Tampaknya, pendapat
Moh. Ali ini sangat dipengaruhi oleh pendapat Mens bahwa nenek moyang bangsa
Indonesia berasal dari daerah Mongol yang terdesak ke selatan oleh
bangsa-bangsa yang lebih kuat.
Sementara, para ahli yang lain memiliki pendapat
yang beragam dengan berbagai argumen atau alasannya, seperti:
1.
Prof. Dr. H. Kern
Dengan teori imigrasi
menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Campa, Kochin Cina,
Kamboja. Pendapat ini didasarkan pada kesamaan bahasa yang dipakai di kepulauan
Indonesia, Polinesia, Melanisia, dan Mikronesia. Menurut hasil penelitiannya,
bahasa-bahasa yang digunakan di daerah daerah tersebut berasal dari satu akar
bahasa yang sama, yaitu bahasa Austronesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya
nama dan bahasa yang dipakai daerah-daerah tersebut. Objek penelitian Kern
adalah kesamaan bahasa, namanama binatang dan alat-alat perang.
2.
Van Heine Geldern
Berpendapat bahwa nenek
moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Asia. Pendapat ini didukung oleh
artefak-artefak atau peninggalan kebudayaan yang ditemukan di Indonesia
memiliki banyak kesamaan dengan peninggalanpeninggalan kebudayaan yang
ditemukan di daerah Asia.
3.
Prof. Mohammad Yamin
Berpendapat bahwa
nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Indonesia sendiri. Pendapat
ini didasarkan pada penemuan fosil-fosil dan artefakartefak manusia tertua di
Indonesia dalam jumlah yang banyak. Di samping itu, Mohammad Yamin berpegang
pada prinsip Blood Und Breden Unchro, yang berarti darah dan tanah bangsa Indonesia
berasal dari Indonesia sendiri. Manusia purba mungkin telah tinggal di
Indonesia, sebelum terjadi gelombang perpindahan bangsa-bangsa dari Yunan dan
Campa ke wilayah Indonesia. Persoalannya, apakah nenek moyang bangsa Indonesia
adalah manusia purba?
4.
Hogen
Berpendapat
bangsa yang mendiami daerah pesisir Melayu berasal dari Sumatera. Banga ini
bercampur dengan bangsa Mongol dan kemudian disebut bangsa Proto Melayu dan
Deutro Melayu. Bangsa Proto Melayu (Melayu Tua) menyebar ke wilayah Indonesia
pada tahun 3000 SM – 1500 SM. Sedangkan bangsa Deutro Melayu (Melayu Muda)
menyebar ke wilayah Indonesia pada tahun 1500 SM – 500 SM.
Berdasarkan
penyelidikan terhadap penggunaan bahasa yang dipakai di berbagai kepulauan,
Kern berkesimpulan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari satu daerah
dan menggunakan bahasa yang sama, yaitu bahasa Campa. Namun, sebelum nenek
moyang bangsa Indonesia tiba di daerah kepulauan Indonesai, daerah ini telah
ditempati oleh bangsa berkulit hitam dan berambut keriting. Bangsa-bangsa ini
hingga sekarang menempati daerahdaerah Indonesia bagian timur dan daerah-daerah
Australia.
Sementara,
sekitar tahun 1500 SM, nenek moyang bangsa Indonesia yang berada di Campa
terdesak oleh bangsa lain dari Asia Tengah yang lebih kuat. Mereka berpindah ke
Kamboja dan kemudian melanjutkan perjalanannya ke Semenanjung Malaka dan daerah
Filipina. Dari Semenanjung Malaka, mereka melanjutkan perjalanannya ke daerah
Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Sedangkan mereka yang berada di Filipina
melanjutkan perjalanannya ke daerah Minahasa dan daerah-daerah sekitarnya.
Bertitik tolak dari
pendapat-pendapat di atas, terdapat hal-hal yang menarik tentang asal-usul
nenek moyang bangsa Indonesia.
Pertama, nenek
moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan dan Campa. Argumen ini merujuk pada
pendapat Moh. Ali dan Kern bahwa sekitar tahun 3000 SM – 1500 SM terjadi
gelombang perpindahan bangsa-bangsa di Yunan dan Campa sebagai akibat desakan
bangsa lain dari Asia Tengah yang lebih kuat. Argumen ini diperkuat dengan
adanya persamaan bahasa, nama binatang, dan nama peralatan yang dipakai di
kepulauan Indonesia, Polinesia, Melanesia, dan Mikronesia.
Kedua, nenek
moyang bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri. Argumen ini merujuk
pada pendapat Mohammad Yamin yang didukung dengan penemuan fosil-fosil dan
artefak-artefak manusia tertua di wilayah Indonesia dalam jumlah yang banyak.
Sementara, fosil dan artefak manusia tertua jarang ditemukan di daratan Asia.
Sinanthropus Pekinensis yang ditemukan di Cina dan diperkirakan sezaman dengan
Pithecantropus Erectus dari Indonesia, merupakan satu-satunya penemuan fosil
manusia tertua di daratan Asia.
Ketiga,
masyarakat awal yang menempati wilayah Indonesia termasuk rumpun bangsa Melayu.
Oleh karena itu, bangsa Melayu ditempatkan sebagai nenek moyang bangsa
Indonesia. Argumen ini merujuk pada pendapat Hogen. Bangsa Melayu yang menjadi
nenek moyang bangsa Indonesia dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Bangsa Proto Melayu atau
Melayu Tua
Orang Proto Melayu telah
pandai membuat alat bercocok tanam, membuat barang pecah belah, dan alat
perhiasan. Kehidupan mereka berpindah-pindah. Bangsa ini memasuki wilayah
Indonesia melalui 2 (dua) jalan, yaitu:
a. Jalan barat dari
Semenanjung Malaka ke Sumatera dan selanjutnya menyebar ke beberapa daerah di
Indonesia.
b. Jalan timur
dari Semenanjung Malaka ke Filipina dan Minahasa, serta selanjutnya menyebar ke
beberapa daerah di Indonesia. Bangsa Proto Melayu memiliki kebudayaan yang
setingkat lebih tinggi dari kebudayaan Homo Sapiens di Indonesia.
Kebudayaan mereka
adalah kebudayaan batu muda (neolitikum). Hasilhasil kebudayaan mereka masih
terbuat dari batu, tetapi telah dikerjakan dengan baik sekali (halus). Kapak
persegi merupakan hasil kebudayaan bangsa Proto Melayu yang masuk ke Indonesia
melalui jalan barat dan kapak lonjong melalui jalan timur. Keturunan bangsa
Proto Melayu yang masih hidup hingga sekarang, di antaranya adalah suku bangsa
Dayak, Toraja, Batak, Papua.
2. Bangsa Deutro Melayu atau
Melayu Muda
Sejak tahun 500
SM, bangsa Deutro Melayu memasuki wilayah Indonesia secara bergelombang melalui
jalan barat. Deutro melayu hidup secara berkelompok dan tinggal menetap disuatu
tempat. Kebudayaan bangsa Deutro Melayu lebih tinggi dari kebudayaan bangsa
Proto Melayu. Hasil kebudayaan mereka terbuat dari logam (perunggu dan besi).
Kebuadayaan mereka sering disebut kebudayaan Don Song, yaitu suatu nama
kebudayaan di daerah Tonkin yang memiliki kesamaan dengan kebudayaan bangsa
Deutro Melayu. Daerah Tonkin diperkirakan merupakan tempat asal bangsa Deutro
Melayu, sebelum menyebar ke wilayah Indonesia. Hasil-hasil kebudayaan perunggu
yang penting di Indonesia adalah kapak corong atau kapak sepatu, nekara, dan
bejana perunggu. Keturunan bangsa Deutro Melayu yang masih hidup hingga
sekarang, di antaranya suku bangsa Melayu, Batak, Minang, Jawa, Bugis.
Daftar Pustaka
http://azharcounter.blogspot.com/2013/03/asal-usul-dan-persebaran-nenek-moyang.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar